sebuah catatan untuk kita semua..
(sumber :saptono's blog)
Jangan terkecoh kalau ada pejabat menyebut harga Rp 200 miliar untuk membeli satu unit pesawat kepresidenan. Itu baru uang mukanya. Harga totalnya adalah 700 miliar entah sudah termasuk presidential interior, asessories dan alat komunikasi presiden apa belum? 700 miliar, (USD 80 Million ) adalah harga kisaran pesawat sekelas Boeing 737-900 (BBJ/ Boeing Business Jet)) atau Airbus A320. Kalau 200 miliar “cuma” dapat pesawat corporate jet sekelas Bombardier Continental atau Cessna Citation X.( 8-12 passengers), jelas gak cukup untuk rombongan presiden. Yang lebih gawat adalah pemeliharaannya plus harga per jam terbangnya dan asuransinya. Belum awaknya ( bisa pake personil TNI AU) dan biaya hanggarnya. Last but not least : apakah nantinya membuat orang, bawaannya mau pergi aja.
Jangan lupa juga pesawat kepresidennan gak lucu kalau cuma satu. Pasti dilain waktu perlu beli satu atau dua lagi.
Yang harus dipikirkan lagi, nggak semua landasan di Indonesia bisa menampung pesawat sekelas yang mau dibeli itu ( butuh landasan yang panjangnya 1800-2200m). Jadinya nanti Presiden harus ganti pesawat perintis atau heli untuk mencapai pelosok ( ongkos lagi).
Diatas kertas calon pesawat kepresidenan ini bisa menjangkau Eropa dengan beberapa stop-over, tapi dari segi sekuriti apakah viable terbang jarak jauh dengan pesawat ini? Jadinya akhirnya buntut buntutnya sewa Airbus A 330 nya Garuda lagi kalau ke Eropa apalagi ke Amerika, sementara pesawat baru ini nongkrong aja atau dipakai pejabat tinggi lainnya, kalau boleh.
Apa betul ya cost effective, kalau dibeli juga seperti argumennya sementara pejabat istana ? Menurut catatan Koordinator Investigasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran(FITRA), Uchok Sky Khadafi : dari tahun 2005-2009 biaya perjalanan kepresidenan ke LN mencapai 813 miliar rupiah hanya untuk biaya carter penerbangan VVIP . Jadi rata rata 162 milair rupiah per tahun.
Sementara itu tahun ini Sekretariat Negara telah menganggarkan dana sebesar 179 miliar rupiah.
Rasanya ada Presiden yang ( saya lupa dari negara maju mana) yang kalau pergi pergi hanya menggunakan pesawat reguler komersial biasa, kalau ini pasti cost efective.
(sumber :saptono's blog)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar